Program Studi Ilmu Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, UGM melakukan pengabdian kepada masyarakat pada Sabtu, 15 Juni dan 22 Juni 2024 di Desa Wisata Bromonilan (Dewa Bromo), Purwomartani, Kalasan, Sleman. Kegiatan bertajuk “Kelas Khusus Sekolah Ekoliterasi” ini dipandu oleh sejumlah dosen, diantaranya Ir. Agus Prasetya, M.Eng.Sc., Ph.D., Prof. Chandra Wahyu Purnomo, ST., ME., M.Eng., D.Eng., Dr.rer.nat. Rio Aryapratama, S.T., M.Sc., Muhammad Sulaiman, S.T., M.T., D.Eng, dan Dr.sc.techn. Adhy Kurniawan. Peserta kegiatan ini adalah masyarakat sekitar Bromonilan dan mahasiswa. Tujuan PkM ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, sehingga dapat mendukung program keberlanjutan SDGs ke-14 “Menjaga Ekosistem Air” dan SDGs ke-15 “Menjaga Ekosistem Darat”.
(Dokumentasi Sekolah Ekoliterasi)
Topik pengabdian pada minggu pertama adalah “Sampah: Karakteristik, Pengelolaan, Problem, dan Dampaknya”. Pada sesi ini dilakukan sosialisasi kepada masyarakat yang menitikberatkan pada kajian permasalahan sampah dari sisi perilaku masyarakat atau aspek sosial budaya. Menurut Ir. Agus Prasetya, M.Eng.Sc., Ph.D, manusia memiliki tanggung jawab penuh terhadap sampah yang dihasilkan sehingga setiap tindakan yang dilakukan memiliki konsekuensi. Oleh karena itu Masyarakat diharapkan dapat mengurangi sampah dengan menerapkan paradigma baru, yaitu pola sirkular, yang merupakan siklus recycle sampah menjadi sesuatu yang lain sehingga mengurangi sisa sampah. Tata kelola sampah juga dijelaskan oleh Prof. Chandra Wahyu Purnomo, ST., ME., M.Eng., D.Eng. Beliau menunjukkan kondisi pengelolaan sampah di Indonesia yang dikaji dari sisi teknis dan regulasi pemerintah. Menurut beliau, pengelolaan sampah membutuhkan perencanaan sistematis dimulai dari sumber sampah hingga tempat pembuangan akhir, sehingga selain memerlukan kesadaran dan partisipasi masyarakat, kita juga perlu dukungan pemerintah dari aspek regulasi maupun aspek teknis lapangan.
Topik pengabdian masyarakat minggu kedua disampaikan oleh Dr.sc.techn. Adhy Kurniawan, S.T mengenai “Ekoliterasi Sungai dan Air: Karakteristik, Pengelolaan, Problem, Dampaknya, Kondisi Air dan Sungai Kita”. Beliau memaparkan bahwa permasalahan pengelolaan sungai terkait dengan kuantitas air di antaranya adalah too much water (banjir), too little water (kekeringan), dan too dirty (kualitas tidak memenuhi baku mutu). Mengingat bahwa “Nature is the best designer”, beliau menghimbau bahwa pengelolaan sungai seharusnya memperhatikan bentuk alami dari sungai itu sendiri.
Masyarakat sangat antusias menyimak penjelasan yang disampaikan oleh dosen. Mereka bertanya terkait beberapa permasalahan yang mereka temui, seperti “Bagaimana dengan eutrofikasi yang meningkat dan fenomena eceng gondok di tubh air atau sawah di sekitarnya?”. Bagaimana menyikapi air yang ‘pekat’, misalnya akibat tambang?” , dan “Apakah ada klasifikasi restorasi sungai dan apakah kondisi Sungai Pabelan yang sekarang juga difungsikan untuk mengendalikan lahar merupakan hasil dari restorasi?”. Pertanyaan tersebut ditanggapi dengan sangat baik oleh pemateri. Masyarakat memberikan respon positif terhadap kegiatan pengabdian masyarakat yang berlangsung. Menurut mereka, kegiatan ini memberikan wawasan yang luas sehingga mereka dapat lebih berhati-hati dalam menjaga dan mengelola lingkungan.
Penulis: Izza A, Ulyn