Magister Ilmu Lingkungan Universitas Gadjah Mada melalukan praktik lapangan kuliah Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Pengelolaan Lingkungan di Kabupaten Klaten Jawa Tengah pada tanggal 10 Oktober 2024. Diikuti oleh 21 mahasiwa, kegiatan dilakukan pada tiga titik lokasi yang berfokus pada tema sumberdaya air.
(Dokumentasi Kegiatan)
Titik pertama kuliah lapangan berada di Rawa Jombor, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Obyek yang diamati pada lokasi ini merupakan sebuat rawa yang dibatasi oleh Perbukitan Baturagung di sisi selatan dan Gunung Merapi di sisi barat laut. Pada umumnya rawa berada di wilayah pesisir namun rawa jombor berada di tengah daratan.
Hal ini tentu saja menjadi suatu fenomena yang unik. Dijelaskan oleh Dr. Langgeng Wahyu Santosa, S,Si., M.Si bahwa “Di sisi selatan Rawa Jombor adalah perbukitan Baturagung yang terbentuk oleh proses struktural patahan pada masa oligosen. Zona selatan pula Jawa dulunya adalah rangkaian gunung api dasar laut. Di sekitarnya terbentuk karang,kemudian terjadi pengangkatan (penunjaman lempeng benua oleh lempeng samudra). Ketika terangkat, ada airlaut yang terjebak, salah satunya ada di Rawa Jombor ini. Karena posisinya berada pada cekungan yang bermaterial lempung, maka airlaut pun terjebak dan mempengaruhi kondisi salinitas airtanah hingga kini tertutup oleh endapan aluvium merapi“. Meskipun proses geomorfologi telah terjadi jutaan tahun yang lalu, namun terbukti hingga kini beberapa sumur warga di sekitar obyek Rawa Jombor memiliki daya hantar listrik dan salinitas yang melebihi ambang batas klasifikasi airtawar. Berdasarkah hasil penelitian Santosa (2018) di sekitar lokasi ditemukan beberapa variasi airtanah , yaitu : airtawar (fresh groundwater), agak payau (fresh to brackish groundwater), dan sangat asin (haline groundwater), dengan kandungan kimia yang beragam, diantaranya adalah bikarbonat CaHCO3, semi karbonat CaCO3 atau MgCO3, dan tipe klorida CaCl2.
Dengan adanya variasi karakteristik sumberdaya air di Rawa Jombor, Masyarakat sekitar kemudian melakukan adaptasi dengan memanfaatkan sumberdaya air permukaan Rawa Jombor sebagai irigasi pertanian, perikanan dan wisata; sumberdaya airtanah untuk keperluan domestik : mandi, cuci, dan kakus; serta sumberdaya mataair dari perbukitan di sekitarnya untuk keperluan konsumsi.
Titik observasi kedua adalah Umbul Ponggok Klaten dan dilanjutkan dengan Umbul Cokro sebagai titik ketiga. Kedua titik observasi merupakan mata air yang cukup terkenal di Kabupaten Klaten yang berkontribusi dalam meningkatkan pendapatan daerah dan perekonomian masyarakat sekitar.
Baik mataair Umbul Ponggok dan Umbul Cokro terbentuk pada bentuklahan asal proses vulkanik. Kabupaten Klaten terletak pada kaki lereng Gunung Merapi yang memiliki potensi kemunculan mataair. Pada setiap perubahan tekuk lereng yang juga perubahan bentuklahan dapat muncul mataair, pola kemunculannya pada bentuklahan vulkanik mengikuti atau menyabuk sehingga disebut spring belt. Umbul Ponggok dan Umbul Cokro merupakan contoh dari mataair yang muncul di sepanjang tekuk lereng Gunung Merapi yang memiliki debit besar serta kualitas yang baik.
Dengan potensi debitnya yang besar serta kualitasnya yang baik, selain dijadikan sebagai obyek wisata Umbul cokro juga dimanfaatkan oleh PDAM sebagai bahan baku untuk air minum kemasan. Pengelolaan potensi sumberdaya mataair di lokasi ini harus terus diperhatikan dengan cara menjaga kelestarian kawasan umbul serta menentukan batas debit mataair yang boleh dimanfaatkan oleh PDAM. Selain itu, konservasi kawasan hulu mataair yang telah ditetapkan sebagai Taman Nasional Gunung Merapi harus terus diperhatikan, mengingat kelestarian kawasan hulu akan berpengaruh pada kualitas mataair.
Setiap wilayah memiliki keunikan khas karena kondisi fisiknya. Kondisi geomorfologis suatu wilayah menjadi faktor pengontrol potensi sumberdaya alam, termasuk sumberdaya air didalamnya. Seperti sebuah ungkapan “Air adalah sumber kehidupan”, memang benar adanya bahwa sumberdaya air menjadi elemen kunci berjalannya kehidupan manusia di muka bumi. Banyak kota di dunia tumbuh di sekeliling Sungai. Begitu pula di Kabupaten Klaten, permukiman tersebar pada lokasi dengan sumberdaya air yang melimpah. Perhatian terhadap juga menjadi poin penting yang diusung dalam Sustainable Development Goals. Tujuan ke- 6 SDG’s mengamanatkan “Ensure availability and sustainable management of water and sanitation for all”. Hal ini menjadi satu isu penting yang harus diperhatikan dalam kehidupan. Mengingat pentingnya air bagi kehidupan manusia, seharusnya kita memiliki kesadaran untuk dapat turut serta mengusahakan terjaminnya ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua, diantaranya dengan cara : melindungi dan memulihkan ekosistem yang berhubungan dengan air serta menerapkan pengelolaan sumber daya air terpadu.
Penulis: Prima D