Mahasiswa Magister Ilmu Lingkungan melakukan analisis fisik di pesisir pantai Desa Jatikontal dan Desa Gedangan, Kec. Purwodadi, Kab. Purworejo pada kegiatan Kuliah Kerja Lapangan yang berlangsung pada 15-19 Juli 2024. Faktor fisik seperti sampah sangat memengaruhi keseimbangan ekositem laut. Oleh karena itu, Ilmu Lingkungan mengarahkan Mahasiswa melakukan evaluasi kebersihan pantai dengan pendekatan sampah plastik sebagai indikator dan mengukur potensi bahaya dari benda-benda berbahaya di pesisir kedua Desa tersebut. Kegiatan dilakukan dengan serius dan teliti. Mahasiswa melakukan sampling sampah dalam transek dan sub transek kemudian memilah dan mencatat sampah tersebut. Selain jenis sampah, hal lain yang dianalisis yaitu berat sampah, komposisi sampah, dan kepadatan sampah.
(Dokumentasi Kuliah Kerja Lapangan)
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat sekitar sehingga dapat menentukan tindakan selanjutnya untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sampah yang ditemukan di pesisir pantai Desa Jatikontal dan Desa Gedangan cenderung bervariasi dan mayoritas merupakan sampah plastik. Selain plastik, ditemukan juga kain, logam, kertas, dan busa. Sumber sampah tersebut merupakan bekas aktivitas domestik dan kegiatan perikanan. Informasi ini dapat digunakan oleh masyarakat untuk mengurangi sampah plastik dan menentukan langkah yang paling efektif dalam mengelola sampah plastik yang mendominasi di wilayah tersebut. Selain itu. terdapat barang berbahaya yang relatif lebih banyak dijumpai di utara sungai, kebanyakan berupa peralatan pancing dan jebakan ikan, ada kecenderungan aktivitas memancing di utara sungai. Benda berbahaya yang ditemukan antara lain pecahan kaca, tutup botol, duri, kail pancing, puntung rokok, batu baterai, oli limbah medis. Informasi ini dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat ketika melewati area tersebut serta meningkatkan kesadaran mereka untuk tidak meninggalkan sampah yang berbahaya.
Ilmu Lingkungan melalui kegiatan ini berupaya membantu pemangku kebijakan dalam menentukan strategi pengolahan sampah. Upaya Ini secara tidak langsung dapat mendukung program Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke-14 yaitu Ekosostem Laut untuk mengelola dan melindungi ekosistem laut dan pesisir pantai. Selain menerapkan konnsep 3R (reduce, reuse, dan recycle) untuk mengurai volume sampah yang diangkut menuju TPS, masyarakat juga dapat diberi bekal untuk meningkatkan nilai sampah baik nilai ekonomi mapun nilai guna. Pemerintah Kab. Purworejo dapat mencontoh sistem pengelolaan sampah terpadu yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas untuk mengatasi permasalahan sampah. Masyarakat menjual sampah kepada Pemerintah Kabupaten Banyumas melalui aplikasi Sampah Online Banyumas (Salinmas) dan Ojeke Inyong (Jeknyong). Sampah tersebut kemudian dipilah antara sampah organik dan anorganik kemudian diproses untuk menghasilkan barang yang memiliki nilai ekonomi seperti paving, atap, bata, pupuk kompos serta biji plastik.
Penulis: Izza A