Program Magister Ilmu Lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM) telah mengimplementasikan pendekatan inovatif dalam pendidikan lingkungan melalui mata kuliah Hidrologi Lingkungan yang diampu oleh Dr. Margaretha Widyastuti, M.T. Mata kuliah ini didesain dengan metode Problem-Based Learning (PBL) yang mendorong mahasiswa untuk terlibat langsung dalam mini project penelitian dengan tema penurunan atau pencemaran air dan dampaknya terhadap lingkungan. Melalui pendekatan ini, mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok kerja yang mengusulkan tema penelitian spesifik, menyusun proposal, melakukan pengamatan dan pengukuran lapangan, serta menganalisis data sekunder yang relevan. Tujuan pembelajaran ini mencakup peningkatan kepekaan dan kepedulian mahasiswa terhadap masalah lingkungan air, pengembangan kemampuan mengelola riset, penguatan keterampilan bekerja dalam tim, serta peningkatan kapasitas penyajian hasil riset dalam bentuk laporan dan presentasi ilmiah.
SDG 6
UGM (21/3) Ketua Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan melaksanakan pertemuan dengan Universitas Gunungkidul dalam rangka pembahasan konservasi air bawah tanah kawasan karst. Pembahasan ini merupakan tindak lanjut Program Perlindungan Sumber Daya Air Bawah Tanah Bribin-Baron yang diinisiasi oleh komunitas global Most Importance Karst Aquifer Spring (MIKAS). Dalam pertemuan ini dibahas rencana kegiatan kolaborasi Pemberdayaan Berbasis Masyarakat.
(Dokumentasi Kegiatan)
Kelompok global Most Importance Karst Aquifer Spring (MIKAS) bersama Universitas Gadjah Mada sebagai salah satu inisiator berperan aktif dalam program ini. Kelompok Studi Karst, Fakultas Geografi dan Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan, Sekolah Pascasarjana selepas kegiatan The 5th Asian Trans Disciplinary Karst Conference Tahun 2024, melanjutkan penelitian dan kegiatan lapangan di Kawasan Karst Gunungkidul. Dalam upaya ini, program dilaksanakan dengan kerjasama berbagai pihak seperti pemerintah, akademisi, dan komunitas, termasuk juga Universitas Gunungkidul.
Karangrejo, 20 Januari 2025 – Sekolah Pascasarjana, UGM kembali menunjukkan peran aktif dalam mendukung pembangunan berkelanjutan Indonesia melalui program pengabdian masyarakat di Desa Karangrejo, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo. 5 Sumur Bor hasil kolaborasi S3 Ilmu Lingkungan, Pamsimas, Kementerian Pertanian, dan Alumni SMAN 1 Purworejo diresmikan oleh Dekan Sekolah Pascasarjana. Hasil kolaborasi ini dapat menyediakan akses air bersih bagi 160 keluarga serta untuk keperluan pertanian.
(Dokumentasi Kegiatan)
Dekan Sekolah Pascasarjana, UGM, dalam peresmian menyampaikan Karangrejo dengan kondisi geografisnya membuat sebagian daerah kekurangan baik air bersih ataupun pengairan, namun sekarang dengan hasil kerjasama semua pihak akhirnya kebutuhan air tercukupi. Hal ini selaras dengan poin SDG ke 17 yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, yang mana UGM sebagai inisiasi Kerjasama dengan semua pihak tadi akhirnya membuahkan hasil yang bermanfaat untuk masyarakat.
Program Studi Ilmu Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, UGM menginisiasi Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan berkolaborasi bersama Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS), serta Alumni SMA 1 Purworejo angkatan 1985 (MG85). Kegiatan dilaksanakan di Desa Karangrejo, Kecamatan Loano dengan tujuan untuk menyediakan sumber air bersih yang berkelanjutan bagi masyarakat. Kegiatan berhasil menghasilkan sumur bor yang mana mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi 160 keluarga.
Magister Ilmu Lingkungan Universitas Gadjah Mada melalukan praktik lapangan kuliah Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Pengelolaan Lingkungan di Kabupaten Klaten Jawa Tengah pada tanggal 10 Oktober 2024. Diikuti oleh 21 mahasiwa, kegiatan dilakukan pada tiga titik lokasi yang berfokus pada tema sumberdaya air.
(Dokumentasi Kegiatan)
Titik pertama kuliah lapangan berada di Rawa Jombor, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Obyek yang diamati pada lokasi ini merupakan sebuat rawa yang dibatasi oleh Perbukitan Baturagung di sisi selatan dan Gunung Merapi di sisi barat laut. Pada umumnya rawa berada di wilayah pesisir namun rawa jombor berada di tengah daratan.
Tim Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menunjukkan kontribusinya bagi masyarakat. Kali ini, tim berhasil menemukan titik potensial sumber air sumur yang dapat dimanfaatkan untuk penyediaan air bersih di Desa Karangrejo, sebuah kawasan yang selama ini dikenal sebagai daerah sulit air.
(Dokumentasi Kegiatan)
Hasil pendeteksian titik air potensial ini menjadi angin segar bagi warga desa yang telah lama menghadapi tantangan dalam mengakses air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Tim UGM menggunakan pendekatan ilmiah menggunakan Metode Geomagnetic dan Magnetic – Telluric yang merupakan teknologi tepat guna yang langsung dapat diaplikasikan kepada warga masyarakat.
Ketua Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan, Prof. Dr. Eko Haryono, M.Si. dan Mahasiswa Doktor Ilmu Lingkungan, Melania Hanny, ikuti International Training Course “Karst & Climate Change” di China pada tanggal 15-27 April 2024. Kegiatan ini diselenggarakan oleh International Research Center on Karst (IRCK), UNESCO dan Secretariat of The Institute of Karst Geology, Chinese Academy of Geological Science. Dikemas dengan kegiatan indoor dan outdoor, training dilaksanakan di tiga tempat yaitu Beijing, Wuhan dan Guilin.
Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana melaksanakan kunjungan lapangan ke Danau Rawa Pening, Semarang, pada 3 Maret 2024. Kegiatan ini didampingi oleh Prof. Dr. Eko Haryono, M.Si., Dr. Margaretha Widyastuti, M.T., Dr. Sudaryatno, M.Si., dan Dr. Rika Harini, S.Si., MP. serta diikuti oleh mahasiswa dengan sangat antusias.
(Dokumentasi Kunjungan Lapangan ke Rawa Pening)
Pemilihan Danau Rawa Pening sebagai lokasi kunjungan bukan tanpa sebab. Danau Rawa Pening merupakan salah satu dari 15 Danau Prioritas Nasional Indonesia. Danau Rawa Pening memiliki luas sebesar 2.670 hektar. Danau Rawa Pening memiliki peran sebagai pendukung penghidupan masyarakat dan pariwisata. Sayangnya, Danau Rawa Pening mengalami masalah lingkungan yang cukup kompleks. Masalah utama Danau Rawa Pening adalah Eutrofikasi. Permasalahan ini terjadi karena tingginya kandungan nutrient dalam air danau akibat perikanan dan pertanian. Kondisi tersebut menyebabkan tanaman enceng gondok menjadi tumbuh dengan subur pada Danau Rawa Pening. Rehabilitasi Danau Rawapening telah dan terus dilaksanakan oleh kerjasama berbagai stakeholder tingkat daerah hingga nasional.