Delegasi Program Studi Magister dan Doktor Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada yang terdiri atas Prof. Dr. Eko Haryono, M.Si. (Ketua Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan), Dr. Sudaryatno, M.Si. (Koordinator Jaminan Mutu Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan), dan Dr. Priyaji Agung Pambudi, S.Pd., M.Si. (Koordinator Jaminan Mutu Program Studi Magister Ilmu Lingkungan), turut berpartisipasi dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ke-13 Perkumpulan Program Studi Ilmu Lingkungan Seluruh Indonesia (PEPSILI) yang diselenggarakan pada 5–7 September 2025 di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
SDG 13
Dalam rangka mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai smart city yang berkelanjutan, Tim Riset Fundamental 2025 dari Universitas Gadjah Mada (UGM) telah melaksanakan kegiatan survei lapangan pada tanggal 11–16 Agustus 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari skema Riset Fundamental 2025 dengan topik: “Inovasi dan Sistem Pengelolaan Sampah yang Smart untuk Mendukung Implementasi Smart City di Ibu Kota Nusantara.”
(Dokumentasi Kegiatan)
Tim riset ini dipimpin oleh Prof. Dr. Rini Rachmawati, S.Si., M.T., dosen Departemen Geografi Pembangunan sekaligus Ketua Minat Studi Pembangunan Wilayah pada Program Magister Geografi UGM. Beliau didampingi oleh dua peneliti utama, yaitu Prof. Dr. Eko Haryono, M.Si. (Dosen Departemen Geografi Lingkungan dan Ketua Program Studi Doktor Ilmu Lingkungan UGM) dan Ir. Agus Prasetya, M.Eng.Sc., Ph.D. (Dosen Departemen Teknik Kimia UGM).
Program Magister Ilmu Lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM) secara resmi membuka Semester Gasal TA. 2025/2026 dengan menyelenggarakan rangkaian kegiatan defisiensi dan praktik lapangan bagi mahasiswa. Kegiatan ini bertujuan memperkuat pemahaman dasar lintas disiplin serta meningkatkan kapasitas akademik mahasiswa dalam memahami isu-isu lingkungan yang kompleks dan multidimensi.
(Dokumentasi Kegiatan)
Defisiensi yang berlangsung selama satu minggu ini menghadirkan pakar dari berbagai disiplin ilmu, alumni, dan pustakawan UGM untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan dasar tentang isu-isu lingkungan penting seperti perubahan iklim (SDG 13), pengelolaan air bersih dan sanitasi (SDG 6), restorasi ekosistem darat (SDG 15), transisi energi bersih dan terjangkau (SDG 7), serta kemitraan untuk tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG 17). Ketua kegiatan, Dr. Sudrajat, menyatakan bahwa defisiensi menjadi momen penting untuk menyamakan pemahaman mahasiswa dari latar belakang yang beragam serta menyiapkan mereka dengan fondasi teori dan konsep yang kuat untuk melanjutkan studi mereka di bidang ilmu lingkungan dan geografi.
Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima kunjungan dari University of Birmingham (UoB) di Sekolah Pascasarjana UGM pada Rabu, 6 Agustus 2025. Pertemuan ini dihadiri oleh Prof. Siti Malkhamah, Prof. Eko Haryono, dan Dr. Priyaji Agung Pambudi dari UGM, serta Prof. Gregor Leckebusch dan Ahmad (mahasiswa) dari UoB. Kedua universitas membahas rencana kerja sama yang lebih mendalam dalam berbagai bidang, termasuk pertukaran akademik, penelitian kolaboratif, dan program joint degree.
(Dokumentasi Kegiatan)
Rencana kerja sama yang dibahas mencakup beberapa inisiatif strategis, seperti visiting lecture, summer course, dan kolaborasi penelitian. Selain itu, kedua institusi juga membahas rencana pengembangan program joint degree untuk master dan doctoral program.
Tim Minat Biotik dari Program Magister Ilmu Lingkungan melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Mangrove Mojo, Kabupaten Pemalang dengan menganalisis struktur komunitas mangrove, mengukur stok karbon, serta menilai parameter lingkungan yang mempengaruhi ekosistem mangrove di kawasan yang telah ditetapkan sebagai role model pengelolaan mangrove berbasis kolaborasi di Indonesia.
(Dokumentasi Kegiatan)
Berdasarkan studi terdahulu yang dilakukan oleh Renta et al. (2016), Avicennia marina mendominasi tingkat pohon dengan Indeks Nilai Penting (INP) sebesar 153,24, sedangkan Rhizophora mucronata mendominasi tingkat anakan dengan INP 171,40. Kawasan ini memiliki kapasitas penyerapan karbon yang signifikan dengan estimasi simpanan karbon biomassa sebesar 21,55–144,22 ton C/ha dan karbon sedimen 98,45–181,06 ton C/ha, dengan rata-rata total simpanan karbon mencapai 155,13 ton C/ha. Temuan ini menjadikan hutan mangrove Mojo sebagai salah satu solusi alami paling efektif dalam menahan emisi gas rumah kaca.
Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Lingkungan telah menyelesaikan penelitian lapangan komprehensif untuk menganalisis fenomena intrusi air laut terhadap kualitas air tanah di wilayah pesisir Kabupaten Pemalang. Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang berlangsung pada tanggal 14–17 Juli 2025 ini dilakukan melalui pengambilan data di empat kecamatan strategis yakni Kecamatan Pemalang, Taman, Petarukan, dan Ulujami, yang merepresentasikan karakteristik beragam wilayah pesisir Kabupaten Pemalang.
Mahasiswa Magister Ilmu Lingkungan Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) bertema coastal resilience di Kabupaten Pemalang pada tanggal 14-17 Juli 2025. Sebagian daerah Pemalang yang berada di Pantai Utara Jawa mengalami perkembangan yang sangat masif namun terancam oleh fenomena perubahan iklim. Berbeda dengan wilayah pesisir lainnya seperti Semarang, Demak, atau Jakarta yang telah menjadi perhatian publik, Pemalang belum menjadi wilayah prioritas untuk upaya mitigasi meskipun dampak bencana pesisir sudah sangat dirasakan masyarakat setempat.
Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Universitas Gadjah Mada (UGM) melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Lapang (KKL) dengan tema “Coastal Resilience” di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Melalui perspektif sosial, penelitian ini fokus pada analisis persepsi masyarakat pesisir terhadap permasalahan lingkungan dan dampaknya terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di 16 desa yang tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Pemalang, Kecamatan Taman, Kecamatan Petarukan, dan Kecamatan Ulujami.
Tim gabungan mahasiswa doktoral dari program studi Ilmu Lingkungan, Ilmu Geografi, dan Kependudukan Universitas Gadjah Mada melaksanakan studi lapangan komprehensif di Pulau Komodo sebagai bagian dari kegiatan Ekspedisi Sunda Kecil pada tanggal 1–7 Juli 2025. Ekspedisi ini berfokus untuk memahami status konservasi, ekologi perilaku, dan potensi pariwisata berkelanjutan dari spesies biawak terbesar di dunia yaitu Komodo (Varanus komodoensis).
(Dokumentasi Kegiatan)
Selama kunjungan di Pulau Komodo, para mahasiswa mendapatkan kesempatan langka bertemu dengan Thomas, Komodo Jantan berusia 20 tahun, dipandu oleh beberapa Ranger Konservasi dari Taman Nasional Komodo yang yang dipimpin oleh Pak Fajar. Kunjungan ini kebetulan dilaksanakan ketika musim kawin Komodo, yaitu sekitar Juni-Juli-Agustus. Komodo adalah spesies biawak penyendiri, tidak suka berpindah-pindah jauh dari daerah teritorialnya, dan hanya bersosialisasi dengan jenisnya ketika musim kawin atau saat berburu mangsa besar.
Nusa Tenggara Timur, Juli 2025 – Sebanyak 25 mahasiswa program doktor Universitas Gadjah Mada (UGM) dari Program Studi (Prodi) Doktor Ilmu Lingkungan, Doktor Ilmu Geografi, dan Doktor Kependudukan melaksanakan Ekspedisi Sunda Kecil pada 1–7 Juli 2025. Kegiatan ini menjadi ruang pembelajaran transdisipliner yang menghubungkan sains, budaya, dan kebijakan keberlanjutan. Empat lokasi strategis menjadi fokus ekspedisi, masing-masing menggambarkan kompleksitas hubungan antara manusia dan lingkungan di wilayah kepulauan timur Indonesia.










