12-14 Agustus 2024, Ilmu Lingkungan selenggarakan rangkaian kegiatan Summer Course kedua. The 5th Asian Trans-Disciplinary Karst Conference 2024 sebagai kegiatan luring lanjutan dari Online Course sebelumnya dihadiri lebih dari 15 Negara. Kegiatan ini bertujuan sebagai wadah berbagi pengetahuan, pengalaman serta berkolaborasi secara langsung antar negara. Konferensi ini dilaksanakan selama 3 hari yang terdiri dari seminar dan sesi panel.
(Dokumentasi International Conference)
Kegiatan dibuka oleh Dekan Sekolah Pascasarjana, dan Prof. Dr. Eko Haryono, M.Si. selaku ketua pelaksana. Pembukaan dilanjutkan dengan perkenalan International Union of Speleology (UIS), yang disampaikan oleh Prof. Nadja Zupan Hajna, dan presentasi pelaksanaan International Congress of Speleology ke-19 di Brazil yang akan dilaksanakan pada 20-27 Juli 2025 mendatang oleh Jose Ayrton Labegalini selaku Ketua Panitia Pelaksana Kongres.
Setelah sesi pembukaan, konferensi internasional pada hari pertama diisi oleh plenary lecture dan sesi panel. Keynote speaker berasal dari beberapa negara dengan disiplin keilmuan yang sangat memadai. Mereka menyampaikan berbagai materi penting mengenai karst dan cave. George Veni, Profesional Geoscientis, menyampaikan mengenai “A Practical Guide to Conserving Karst Groundwater”. Sementara keynote speaker kedua, yaitu Prof. Eko Haryono, M.Si menyampaikan mengenai COCKPIT Plus: Rapid Karst Land use zonation”. Acara pada hari pertama juga diisi dengan tiga panel simposium oleh beberapa peserta dari berbagai negara. Panel simposium pertama membahas mengenai Karst Hydrology and Hydrogeology, panel simposium kedua membahas mengenai Karst and Cave Biodiversity, dan panel simposium ketiga membahas mengenai Karst and Cave Management.
Acara konferensi internasional pada hari kedua juga diisi oleh plenary lecture dan sesi panel. Keynote speaker pada hari kedua antara lain Nadja Zupan Hajna yang membahas mengenai “Allogenic cave sediments and speleothem multiproxy datasets: examples from Slovenia”. Keynote speaker kedua adalah John Gunn, yang mempresentasikan tentang Project “MIKAS (Most Important Karst Aquifers’ Springs)”. Keynote speaker terakhir yaitu Andy Evis, menyampaikan tentang “Gunung Sewu Hydrology Project: After 40 Years” mengenai projek lanjutan penelitian yang telah dilakukan setelah 40 tahun di Gunung Sewu. Sama seperti hari pertama, acara konferensi internasional pada hari kedua juga dilanjutkan dengan panel simposium. Panel simposium pertama membahas mengenai Cave and Karst Survey and Expedition Report, panel kedua membahas Karst Geomorphology and Geology, Physical Speleology, dan panel terakhir membahas tentang Political and Socio-cultural Aspect of Karst.
Rangkaian acara yang sama juga dilakukan pada hari ketiga. Keynote speaker menyampaikan materi karst dari sudut pandang yang lebih luas. Prof. Yuanhai Zhang menyampaikan tentang “Karst Geodiversity and its Contribution to SDGs: A Case Study of Seven UNESCO Global Geoparks in Southern China”. Keynote speaker kedua yaitu Prof. Suratman menyapaikan tentang “Karst Management in Indonesia”. Terakhir, Johannes Mattes, Ph.D. sebagai keynote speaker ketiga menyampaikan tentang “The Making Of “Classical” Karst: Serbian Geographer Jovan Cvijić, (Inter)Nationalism, And The Emergence Of Karst Sciences, 1870-1914”.
Melalui konferensi internasional ini, Ilmu Lingkungan UGM membuktikan kesungguhannya dalam mendukung berbagai program program Pembangunan berkelanjutan (SDGs), baik SDGs ke-4 (Pendidikan bermutu) maupun SDGs ke-15 (Kehidupan di darat). Menurut peserta, seluruh materi yang disampaikan oleh lecture dan peserta lain selama kegiatan konferensi berlangsung sejak hari pertama hingga terakhir sangat menambah wawasan mereka dan memberikan ide untuk penelitian mereka selanjutnya. Tidak hanya itu, konferensi ini juga mendukung program konservasi dan manajemen karst di masa depan sehingga ekosistem karst dapat terus terjaga di seluruh dunia. Para peserta konferensi dan lecture juga dapat berkolaborasi serta bertukar wawasan dan ide untuk mendukung SDGs le-17 (kemitraan global untuk mencapai tujuan) sehingga kehidupan manusia dan makhluk hidup lain di bumi ini dapat dijaga bersama-sama.
Penulis: Izza A