10 September 2023, Prodi Doktor Ilmu Lingkungan memulai rangkaian kegiatan PkM 2023 di Dukuh, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman. Berkolaborasi dengan Organisasi Pemuda Anom Sari dan Kelompok Lingkungan dan Kelompok Swadaya Pengelola Sampah Migunani, PkM dilaksanakan dengan 3 kegiatan yaitu Workshop Pengelolaan Sampah, Kunjungan ke Omah Maggot Jogja dan Pendampingan Pembuatan Pengomposan dan NPK Cair Organik. Dari kegiatan PkM ini berdiri dan berlangsunglah “Rumah Maggot Migunani”.
(Dokumentasi Rumah Maggot “Migunani”)
“Rumah Maggot Migunani adalah tempat pengolahan sampah organik dengan maggot Black Soldier Fly (BSF) atau larva lalat tentara hitam.” terang Dian Hudawan S, Mahasiswa Doktor Ilmu Lingkungan sekaligus Ketua Pengelola Sampah Dukuh, Sinduharjo, Ngaglik, Sleman.
Rumah Maggot Migunani memanfaatkan keberadaan maggot BSF untuk mengurangi volume sampah organik, mengurangi beban pada tempat pembuangan akhir (TPA), dan meminimalisasi emisi gas rumah kaca dari pembusukan sampah. Hal ini menjadi solusi yang ramah lingkungan dalam menangani limbah organik, yang sering kali diabaikan dalam upaya pengelolaan sampah. Tidak hanya mengurangi sampah, maggot BSF juga memiliki potensi besar dalam pemberdayaan ekonomi. Larva maggot yang telah tumbuh besar dapat diolah menjadi pakan ternak berkualitas tinggi. Hasil dari pengolahan sampah ini menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat, khususnya bagi peternak atau mereka yang terlibat dalam bisnis pengolahan limbah.
Dian Hudawan S menjelaskan, “Maggot BSF adalah larva dari lalat Hermetia illucens yang dikenal efektif dalam menguraikan sampah organik. Siklus hidup maggot BSF dimulai dari telur yang kemudian menetas menjadi larva. Pada fase larva inilah maggot BSF memiliki kemampuan paling besar dalam mengonsumsi sampah organik. Setelah beberapa minggu, maggot akan berubah menjadi pupa sebelum akhirnya menjadi lalat dewasa. Meskipun terdengar seperti proses alami biasa, siklus hidup ini menawarkan solusi pengolahan limbah yang cepat dan efisien. Larva maggot mampu memakan sampah organik hingga lima kali berat tubuhnya setiap hari.”
Lebih jauh lagi, pengolahan sampah dengan maggot BSF memiliki hubungan yang erat dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Inisiatif ini mendukung tujuan-tujuan utama SDG’s seperti penanganan perubahan iklim (SDG 13), konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (SDG 12), serta pemberantasan kemiskinan (SDG 1) melalui penciptaan lapangan kerja baru di sektor pengelolaan limbah dan pertanian.
Luaran PkM yang sangat membanggakan, 9 September 2024, Kelompok Pengelola Sampah Organik “Migunani “ ditunjuk sebagi sampel dalam lomba LPMKal tingkat Provinsi DIY mewakili Kabupaten Sleman. Lomba ini menitikberatkan pada aspek inovasi dan keberlanjutan. Pengolahan sampah dengan memanfaatkan maggot BSF ini dinilai sangat inovatif karena menjadi salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan sampah di DIY. Aspek keberlanjutan dapat ditunjukkan dengan nilai ekonomi yang didapatkan cukup menjanjikan dari pemanfaatan Maggot BSF sehingga potensi tingkat keberlanjutannya sangat tinggi karena dapat memberikan alternatif lapangan pekerjan baru bagi masyarakat.
Penulis: Ulyn